Masa kecil oleh
sebagian orang sering di anggap sebagai masa yang paling indah. Masa-masa di
mana semua hal yang di lakukan ngga harus pake perasaan. #tsaaah.. bagus banget
kata-kata gue barusan. Hehe
Tapi bener deh kata-kata barusan rasanya bukan sekedar
kata-kata, melainkan sebuah kenyataan. baru-baru ini gue mulai sadar tentang
hidup gue, yang makin ke sini kok rasanya makin ribet yah. Akhirnya gue mulai
menelaah tentang keribetan ini, Gue mulai berpikir seolah olah bisa
mikir,padahal emang bisa walau ga banyak.
Setelah berusaha berpikir cukup lama, ternya akhirnya gue
sadar keribetan ini hadir dan terus bertambah bersamaan dengan umur yang
juga terus menerus bertambah. Ternya gue yang dulu sering di anggap anak kecil
ingusan (dulu gue kecil beneran ingusan) sekarang sudah beranjak menjelma
menjadi seorang remaja salah gaul.
Dulu pas kecil semua terasa menyenangkan, bahka
hanya dengan pasir dan air pun kita sudah bisa merasakan kesenangan membuat
kue. Sambil berhayal, gue dan temen-temen di deket rumah yang saat itu mayoritas
cewek , main masak-masakan dengan senangnya.
gue memesan kue ke salah satu temen gue yang ceritanya jadi penjual kue plus cacing dan parutan batu bata di dalamnya.
gue memesan kue ke salah satu temen gue yang ceritanya jadi penjual kue plus cacing dan parutan batu bata di dalamnya.
“bellliiiiiii belllliiiii... belliii kuee satuu..” gembor
gue membeli kue.
“iyaa beli apa dek?” jawab seorang anak perempuan bernama ayung yang sedang menyiapkan kue pasir tanpa menghirawkan ingus-ingus belepotan di pipinya.
“Beliii kueee.. Satuuu...” gue pun menyaut sembari menodong daun-daunan
yang biasanya kami gunakan sebagai pengganti uang.
Setelah berhasil membeli kue yang di jual ayung, akhirnya
gue mulai merasa penasaran dengan kue yang udah di beli barusan. Gue mulai
berhayal dengan polosnya, “waah kue ini keliatan enak juga yah? Kalo-kalo nanti dimakan kira-kira apa yang bakal terjadi, enak kah?” pikir gue polos dalam
hati.
Akhirnya gue pun memantapkan niat, sembarih memandangi
kue buatan ayung di tangan kanan gue ini. Kue itu perlahan-lahan mulai mendekat ke
bibir gue. Semakin dekat... terus semakin dekaat...... semakin.. semakin...
dekat... dannnnnnn.... akhirnya kue pasir campur cacing dan batu bata halus itu
bener bener gue makan.
“ HUAAAAA.... AYUUUUUNNNNG!!!!!!” Panggil gue ke ayung sambi
menjerit dan menangis.
“i-i-iya apa gi?” jawab ayung dengan muka merah yang agaknya
ketakutan meliaht gue.
sambil membersihkan mulut gue jawab “TADI GUE MAKAN KUE
BUATAN LU YUNG!!”.
“HEH! LO SERIUS?! TERUS GIMANA?
“apanya yang gimana?”
“RASANYA LAH?! ENAK NGGA?” tanya ayung sungguh-sungguh.
Gue jawab dengan kesal. “ENAK PALA LO! APAAN! ORANG PAIT
BEGITU ENAK!
LU GA BISA MASAK APA YAH?! GULANYA KURANG BEGO!” sewot gue.
Ayung pun meminta maaf sambil memasang wajah kecewa seakan
kurang puas dengan jawaban dari gue.
Akhirnya sore itu setlah bermain seharian dengan ayung dan teman teman, gue pun pulang karna emang hari sudah mulai menjelang magrib.
“eh gue pulang dulu yah, udah mau magrib nih, takut nanti ada
kalong wewe hiii” seru doni yang tampangnya ngga kalah serem sama kalong wewe.
“yaudah deh gue juga pulang, gue juga sama takut diih” anggi
menyauti.
“lu juga takut sama kalong wewe nggi? Yaeelaah kalong wewe
mah kala serem kali sama muka si doni hahaha” gue coba melucu. Mereka melihat
kearah gue. Doni manyun sokimut.
Kami pun pulang keruma masing-masing.
Sesampainya di rumah.
gue mulai merasa aneh dengan perut gue. Seolah ada dedek-dedek bayi yang lagi
mosing di perut ini. Gue mulai curiga, jangan-jangan gue hamil! Waah sontak
seketika parno. Gue mulai mikir yang ngga ngga.
“APA REAKSI ORANG TUA AKU NANTI TUHAAAN!”,pikir dalam
hati cetek.
Dalam situasi parno perut gue makin kerasa gak karuan
sakitnya. berasa mau ngelahirin anak tiranosaurus. Gue mulai ngga kuat, Pikiran
gue kemana mana. Sontak dengan pikiran anak kecil yang mengada nganda gue pun
melakukan jurus andalan anak kecil, nangis.
"EMAAAAAAAK!!!!!! HUWAAAAAAAAKKKK!!!"
Gue nangis kejer banget malam itu, ibu gue kalang kabut. Gue ngga kalah kalang kabut. Gue takut nanti kalo ibu gue tau kalo gue hamil reaksi dia giman. Gue ngga mau orang tua gue punya cucu dalam keadaan tanpa seorang bapak.
Gue nangis kejer banget malam itu, ibu gue kalang kabut. Gue ngga kalah kalang kabut. Gue takut nanti kalo ibu gue tau kalo gue hamil reaksi dia giman. Gue ngga mau orang tua gue punya cucu dalam keadaan tanpa seorang bapak.
Malam itu badan gue panas dingin semalaman, nangis juga ngga
henti henti. Setelah berjam jam nangis, akhirnya ibu gue ga tahan lagi dia
mulai marah marah.
Dia mulai menyalahi gue abisa-abisan. Gue yang lagi nangis terseduh-sedu itu ngga menghiraukan apapun. tapi ada satu kata yang terngiang di pikiran gue “MAKANYA JANGAN KEBANYAKAN MAKAN YANG NGGA NGGA SAKIT KAN TUH PERUT!” kata-kata ini membuat gue sedikit menghentikan tangisan.
"Makan... makan... makan..."
kata itu seolah terus bergemah di telinga. inget kejadian tadi sore, gue makan kue buatan ayung. Waaah! Pasti ini penyebab sakit perut! Pasti! Pasti! Pasti! Pasti gue makan nya ga baca doa dulu!
Dia mulai menyalahi gue abisa-abisan. Gue yang lagi nangis terseduh-sedu itu ngga menghiraukan apapun. tapi ada satu kata yang terngiang di pikiran gue “MAKANYA JANGAN KEBANYAKAN MAKAN YANG NGGA NGGA SAKIT KAN TUH PERUT!” kata-kata ini membuat gue sedikit menghentikan tangisan.
"Makan... makan... makan..."
kata itu seolah terus bergemah di telinga. inget kejadian tadi sore, gue makan kue buatan ayung. Waaah! Pasti ini penyebab sakit perut! Pasti! Pasti! Pasti! Pasti gue makan nya ga baca doa dulu!
Semenjak kejadian
malam itu, gue udah jarang maen masak masakan. Gue ngerasa trauma berat. apalagi
sama muka ayung yang belepotan ingus itu...
***************************
Hmmmmmmmm....
Selain maen masak-masakan kue pasir, dulu juga gue paling
suka maen bola plastik sama temen temen cowok. Yah, ini juga jadi salah satu
moment paling berkesan yang paling paling paling gue suka waktu kecil. Dulu
rasanya hampir tiap hari maen bola plastik.
Biasanya sebelum maen
bola kita berdiskusi dahulu untuk
mengumpulkan dana untuk membeli bola. setelah diskusi dilaksanakan, kami pun
memutuskan mencari dana berupa uang tunai. dengan cara merampok orang tua kami
masing masing.
Selesai merampok kami saling berkumpul kembali. jika uang sudah tekumpul. Dengan tampang anak anak kampung yang lusuh, kita menuju ke warung sambil menggengan uang receh dan ingus yang belepotan di pipi.
“sraaatt sriiiitt srooooot” suara ingus yang di tarik ulur.
Kami menodongkan beberapa uang ke penjaga warung seraya menyerukan sebuah kode rahasia pemanggil mafia narkoba.
Selesai merampok kami saling berkumpul kembali. jika uang sudah tekumpul. Dengan tampang anak anak kampung yang lusuh, kita menuju ke warung sambil menggengan uang receh dan ingus yang belepotan di pipi.
“sraaatt sriiiitt srooooot” suara ingus yang di tarik ulur.
Kami menodongkan beberapa uang ke penjaga warung seraya menyerukan sebuah kode rahasia pemanggil mafia narkoba.
“
BEEEEELLLIIIIIII BEEEELLLLIII BELIIII BOLAAAA!!!”
kami menyerukan kode itu secara serentak dan kompak.
Sang pengedar bola pelastik pun keluar dari persembunyian.
kami menyerukan kode itu secara serentak dan kompak.
Sang pengedar bola pelastik pun keluar dari persembunyian.
Dengan baju kaos oblong tanpa lengan, rambut putih dan kumis
mulai beruban. Menandakan bahwa dia sudah cukup berumur.
“ mau beli apa tong”
sang pengedar menjawab kode kami sambil mengangkat kepala dan alis secara
bersamaan.
“ biasa beh beli bola
buat maen” jawab edo temen gue sambil mengankat alis dan kepala sok keren.
“oh bola, yaudah tu di depan pilih ndiri”
“iya beh bentar kita pilih dulu ye” edo langsung memilih
bola di ikuti temen-temen yang ikut campur.
Setelah proses transaksi selesai berlangsung kami pun
mendapatkan bola yang sudah kami idam-idamkan sedari tadi.
Bola sudah ada, pemain sudah kumpul. Kami langsung menuju lapangan beramai ramai. berjalan beriringan dan bergerombol. mirip kaum kanibal di pedalaman yang baru saja mendapatkan mangsa. Pokoknya keren banget.
Bola sudah ada, pemain sudah kumpul. Kami langsung menuju lapangan beramai ramai. berjalan beriringan dan bergerombol. mirip kaum kanibal di pedalaman yang baru saja mendapatkan mangsa. Pokoknya keren banget.
Setelah sampai di lapangan, kita ngga langsung
main. Ada beberapa ritual yang haru di lakukan. Yaps, menentukan anggota tim
masing masing.
Sistim menentukan anggota tim cukup sederhana. ngga perlu tanda tangan kontrak terlebih dahulu. cukup melakukan suit satu lawan satu bersama seorang yang di rasa memiliki kemampuan yang berimbang. Biasanya orang yang di anggap paling jago bakal di jadikan kapten. Doi suit paling duluan, baru yang lain mengikuti. biasa juga kalo ada anggota tim tidak sama rata. Tim yang anggotanya besar-besar atau yang tua bakalan mempunyai anggota tim lebih sedikit.
Sistim menentukan anggota tim cukup sederhana. ngga perlu tanda tangan kontrak terlebih dahulu. cukup melakukan suit satu lawan satu bersama seorang yang di rasa memiliki kemampuan yang berimbang. Biasanya orang yang di anggap paling jago bakal di jadikan kapten. Doi suit paling duluan, baru yang lain mengikuti. biasa juga kalo ada anggota tim tidak sama rata. Tim yang anggotanya besar-besar atau yang tua bakalan mempunyai anggota tim lebih sedikit.
Pembagian tim sudah selesai. Kami bermain tanpa wasit, hakim
garis dan jersey atau seragam. Kami siap
memulai permainan. Tanpa alas kaki berlari sanah sini mengejar bola yang
di tendang dari kaki kaki kecil lasana kaki ayam kurang gizi.
Peraturan permainan pun sangat sederhana. Kami bermain tanpa offside dan pelanggaran (kecuali pemain cedera sampe lumpu) hanya ada hand ball (terkena tangan) itu pun jarang banget ada yang ngaku. Biasanya kalo ada yang mengenai bola menggunakan tangan bakal terjadi cekcok . Macam persidangan kasus kasus korupsi, ngga kelar kelar sampe dajal dateng.
Peraturan permainan pun sangat sederhana. Kami bermain tanpa offside dan pelanggaran (kecuali pemain cedera sampe lumpu) hanya ada hand ball (terkena tangan) itu pun jarang banget ada yang ngaku. Biasanya kalo ada yang mengenai bola menggunakan tangan bakal terjadi cekcok . Macam persidangan kasus kasus korupsi, ngga kelar kelar sampe dajal dateng.
Gawang bola yang kami gunakan biasanya bukan
tiang gawang tapi sandal,batu, botol,kayu, apapun itu tapi tetep jika mengenai
itu kami berteriak “ kena tiang”padahal bukan. Kalo bola kena pas di sendal
(tiang) biasanya bakal di anggap tiang dalam atau tiang luar.
selain itu jika bola mengarah ke arah gawang tapi bola di
atas tinggi si kiper biasanya itu tidak di anggap gol. Ini juga jadi salah satu
penyebab kericuhan. Gawang sering di geser sesuka hati oleh oknum pemain
curang.
Jika pemain sudah mulai merasa lelah semua dan waktu adzan
magrib sudah terdengang permainan selesi. Belum lagi dulu jika kami bermain
tidak terlalu sore selesai bermain kami biasanya mandi-mandian di empang dekat
lapangan. Seru banget rasanya jika inget inger dulu kalo maen bola, jadi pengen
rasanya kecil lagi kalo inget inget ini.
Walau sekarang gue sering banget maen futsal sama temen
temen yg lain. Tapi rasanya ga bisa ngebalikin kenangan masalalu gue yang indah
ini. Walau sekarang sering main di lapangan bagus dan berkarpet tapi tetep
lapangan becek dan berlumpur pas hujan tetep yang paling enak buat main.
Sebenernya masih bnyak cerita masa kecil gue yang pengen gue
ceritain. Kaya main petak umpet ampe ilang beneran, maen gobak sodor sampe pada
jatuh dan lecet, maen tembakan bambu berpeluru kertas basah, yang kalo kena
langsung bental bentol. Maen benteng. Dan masih banyak lagi kenangan gue sama
permainan-masa kecil gue yang sekarang mulai jarang di maenin sama anak-anak
kecil yang udah dewasa sebelum waktunya.
Emang ga ada habisnya kalo mau ngebahas dan ngangenin masa
kecil. Banyak banget yang dikangenin. Termasuk temen-temen gue dulu yang
aneh-aneh banget. Pengen rasanya kumpul bareng kaya dulu. Tapi sayang banget
udah ga bisa, iya udah ga bisa seseru dulu. Banyak yang berubah dari
kita yang dulu seru-seru banget. Tapi sekarang ada yang beda rasanya.
Tengs banget buat yang mau baca. Segitu aja dulu cerita gue. Seperti biasa di akhir tulisan gue gue bakal
kasi quote biar memberika sesuatu yang berkesan bagi pembaca kalau ada.
“ketika kamu bermain
kue pasir. Jangan pernah kamu makan” _ yogi iskandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar